Minggu, 27 November 2011

Cerpen "Layang - Layang Cinta"



Karya           : Fama
Asal Sekolah : SMPN 1 Blitar
Asal              : Blitar
ID Twitter     : @Its_Fama
LAYANG-LAYANG CINTA
“1!2!3!4!5!6!........” Seperti biasa, aku dan teman-temanku bermain petak umpet di padang rumput yang cerah. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku dari kejauhan, “Fama, ayo pulang dulu..” Oh, ternyata Kak Reza yang memanggilku. “Em, oh , iya kak.!” jawabku dengan nada keras. “Aku pulang dulu ya teman-teman! ” Aku pun pulang bersama Kak Reza.
Di rumah…
“Ayo, kita makan dulu..” kata ibu sambil menggoreng ayam. Kami berempat pun makan. Setelah makan, aku harus sholat maghrib dulu berjama’ah. Setelah sholat, aku belajar.
 “Huh, matematika susah deh!” kataku dengan nada angkuh
 “Hei hei,ada apa dek?” sahut Kak Reza tiba-tiba yang duduk di sebelahku 
“Ih, aku gak bisa ini nih” jawabku sambil menunjuk soal matematika no.7 . Aku pikir, kakakku akan membantuku mengerjakan. Tapi, ternyata tidak. Dia malah memalingkan wajahnya ke bukunya di sendiri. “Aduh kak, ini gimana” Aku sangat kesal sama dia.
 “Kerjakan sendiri, ngapain suruh suruh kakak!” Kak Reza ternyata juga kesal. 
“Yah! Please deh kak, ajarin dong..” kataku dengan nada melas. 
“Pilih aku ajarin atau pilih besok aku buatin layang-layang?” Kak Reza bilang begitu? Hah? Gak salah denger nih? “Oh,oumm, ya udah deh. Aku pilih…pilih… buatin layang-layang aja.!” jawabku
 “Berarti….ga jadi bantu ngerjain soal matematika dong!” Kata Kak Reza sambil senyum ke aku “Iyah. J oke Kak!” jawabku sambil nyengir juga, :D .
Pagi jam 06.00 …
“Tuh kan, motornya ko’ gampang rusak sih! Ini nanti telat loh Kak!” Aku sangat sebal sama kakak kalau masalah ‘motor’nya dia. 
“Hem, ya udah… Gak usah bareng kakak!” Kata Kak Reza. Uh, aku gak suka kalau Kak Reza menang terus. “Huhhhh!!! Iya iya, !!. Tapi ko’ lamat amat sih, makanya kak ganti motor. Mana knalpotnya udah hitam, spedometernya rusak, tambah lagi spionnya 1. !!” Aku pun mulai marah.
 “Ih, cerewet. Tuh liat, motornya gak rusak lagi. Ayo, naik.” Kak Reza pun juga marah.
Setelah sampai di sekolah, aku  langsung lari ke kelas karena aku piket. “Hih, piket lagi piket lagi. Gara-gara Kakak!” gumamku dalam hati sambil menyapu lantai kelas. Tiba-tiba temanku yang bernama Hani menghampiriku 
 “Hai Fam, ayo ke taman. Ngobrol-ngobrol J” “Ah nggak ah, aku lagi bad mood” kataku bersedih “Kenapa?” Si Hani balik tanya. Tak disangka, bel berbunyi. Saatnya pelajaran tiba.
Istirahat jam 09.45….
“Yuk, ke kantin. Ada bakso tuh.” Si Hani menghampiriku lagi
 “Ah nggak. Aku lagi bad mood” Jawabku “Ha?Ada apa?” Hani berbalik tanya “Gak papa.” “Ya udah, aku tinggal ke kantin.”. Aku menangis lirih. Aku mulai menyadari bahwa aku itu selalu salah. Aku selalu marah ke Kak Reza. Aku gak tau harus berbuat apa ke Kak Reza selain marah-marah. Aku ingin minta maaf tetapi aku malu. Padahal, dia itu baik banget. Dulu waktu kecil, aku selalu minta uang 1000 atau jajan ke Kak Reza. Dulu, dia juga pernah mengajakku jalan-jalan keliling kampung pakai sepeda bututnya. Dulu, Kak Reza juga pernah membelikan aku sebuah tas kecil yang bergambar Winnie the Pooh. Uh, lucunya J. Tapi, sekarang aku tak pernah seperti itu.  Karena aku sudah SMP. Mana mungkin, aku diberi uang atau jajan? TAK MUNGKIN! Rasanya, aku seperti mimpi. Aku tak pernah bisa membayangkan betapa besar salahku. Aku ingin minta maaf tapi aku malu. Huh, bagaimana ini ???
Bel berbunyi, tanda pulang sekolah. Ternyata, Kak Reza sudah menjemput aku. “Kenapa dek, mata kamu ko’ merah??” tanya Kak Reza sambil memegangku.
 “Oh, em, gak papa  kak. Tadi kelilipan kaliJ” aku menjawabnya. “Ya udah, ayo cepat naik” 
“Iya.”
Setelah sampai rumah…
“Aku ingin tidur dulu. Nanti aja buat layang-layangnya Kak,” kataku sambil merebahkan diri di kasur empuk. “Sekarang aja dek, nanti keburu hujan” jawab Kak Reza 
“Hem, ya udah deh Kak.”. Aku dan Kakakku langsung ke belakang rumah untuk membuat layang-layang. Ternyata, kakak udah punya bahannya sisa buat layangan kemarin. Kak Reza pun membuat layang-layang itu dengan tekun dan rapi. Aku hanya melihat saja. 
“Eh, bantuin Kakak dong” Kata Kak Reza tiba-tiba “Hehehehe, sini gak bisa Kak. Maaf ya kak. Hem, kakak pantes lo jadi penjual layang-layang. Hahaha” Aku mulai bercanda.
Setelah layang-layangnya jadi, aku dan Kak Reza berlari ke lapangan. Banyak anak-anak yang bermain layang-layang di sana. Aku pun langsung bermain layang-layang buatan Kak Reza tadi. Layang-layang itu sangat bagus karena bentuknya love dan warnanya merah. Aku pun mulai bergumam “Gak seperti biasanya, kok Kak Reza buat layang-layang love? ”.
“Tarik dek, ayo dek, benangnya tarik terus.!!” Kak Reza kalau ngomong semangat sekali. Aku pun mulai menarik benangnya dan seketika itu layang-layangnya menjulang tinggi. Tapi semua itu tak lama. Hujan deras membasahi lapangan dan aku mulai menurunkan layang-layang. Kak Reza memanggilku “Ayo Fam, pulang. Hujannya derass nihhh” “Iya kakkkk” balasku sambil berlari.
Setelah sampai di rumah…
“Huh, dingin..” bibirku bergetar. Aku duduk di ruang tamu. Sementara, kakakku ke dapur. Aku gak tau kenapa Kak Reza ke dapur. Ternyata, dia membawa duaa gelas teh hangat. Kami pun minum teh itu dengan nikmat. Aku pun teringat, “Iya, ada kesempatan untuk minta maaf” gumamku “Kak…” kataku lirih “Iya dek?” jawab Kak Reza “Aku… minta maaf” “Maaf apa?”. Aku pun mulai merasa takut. Gak tau kenapa? “Hem, aku minta maaf semua kesalahanku terhadap kakak. Aku selalu marah-marah pada kakak ataupun yang lain.” Hufft, aku pun mulai lega “Ohh, aku juga minta maaf ya dek. Aku tuh sebenernya malu banget minta maaf ke kamu. Makanya, aku buatin layang-layang love.. J” kata Kak Reza kepadaku “Haha, sama kak. Sebenarnya aku juga malu, tapi.. aku harus bisa memberanikan diri J” “Sehati kita. Hahaha”. “Layang-layang CINTA :*”




The END


Script Editor : @Wi_Tiwie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan cuma baca, comment juga dong!